“Mata ini tak mampu memandang kebenaran yang Haq, hanya hati
yang sanggup merasakan manakah yang benar dan mana yang salah. Kebenaran yang
dilihat oleh mata kadang tak sama dengan apa yang dirasakan oleh hati. Mata
mampu mengelabui setiap kejadian didepannya tapi tak ada satupun yang mampu
mengelebui mata hati kita. “
Dan itu lah yang terjadi pada dua kawan yang menjadi lawan.
Reika gadis biasa dari keluarga sederhana ia memiliki sikap toleran kepada
sesama, rendah hati dan ramah. Ia memiliki seorang sahabat yang sangat ia
sayangi namanya Aulia, ia anak orang kaya keluarganya begitu memanjakan Aulia.
Namun, ia tak bangga atas kekayaan yang dimiliki orang tuanya, baginya kasih
sayang lah yang sangat berharga.
Mereka bersahabat sejak SMP, dan sekarang mereka juga satu
sekolah di SMA favorit di salah satu kota Bandung, Reika mendapat beasiswa disekolah
tersebut sedangkan Aulia adalah anak pemilik dari Yayasan sekolah tersebut.
Mereka seperti kakak adik kemana-mana selalu bareng, prestasi mereka juga
selalu bersaing. Namun, keduanya sangat sportif dan tak mempermasalahkannya.
Kebersamaan mereka sampai membuat orang-orang yang melihatnya iri, tak
terkecuali Rinda anak kepala sekolah yang sangat manja, apapun kehendaknya
harus selalu dituruti.
Hingga suatu hari ia mempunyai rencana untuk memisahkan dua
sahabat ini. Ia meminta bantuan kepada Randa saudara kembarnya untuk mendekati
mereka berdua yaitu Aulia dan Reika agar mereka mengira bahwa Randa menyukai
mereka. Akhirnya Randa pun menjalankan rencana mereka itu. Randa mendekati satu
persatu baik Aulia maupun Reika. Ternyata baik Aulia maupun Reika juga suka
kepada Randa. Akhirnya Reika yang mengalah biarlah Randa dengan Aulia toh
mereka juga cocok.
Akhir-akhir ini, Aulia jarang banget bareng sama Reika.
Karena ia lebih sering diajak jalan bareng sama Randa. Dan itu kesempatan buat
Rinda untuk mengahasut keduanya (Reika & Aulia). Hingga akhirnya Aulia
sangat membenci Reika, ia beranggapan bahwa Reika adalah sahabat yang hanya
memanfaatkan kekayaannya saja. Ia juga menuduh Reika bahwa dirinya tidak suka
melihat Aulia dan Randa pacaran. Karena sebenarnya ia juga dengan Randa.
Tuduhan demi tuduhan dihantamkan Aulia kepada Reika. Reika yang memang tidak
seperti itu adanya mencoba membela diri dan menjelaskan apa adanya kepada
Aulia. Namun, Aulia sudah buta oleh hasutan Rinda dan Randa.
Reika menyesalkan sikap Aulia yang seperti itu, ia sangat
menyayangkan perubahan yang terjadi pada Aulia. “Kenapa, ada apa dengan mu
Aulia?” bisik Reika ditengah hujan yang sedang menemani langkah pulang
sekolahnya. Beruntung hujan turun saat itu sehingga tak banyak yang tahu bahwa
sebenarnya ia sedang menangis, terluka hatinya oleh pisau yang ditancapkan oleh
sahabatnya sendiri. Aulia tak lagi memandangnya sebagai sahabat. “Ya Tuhan
inikah seorang kawan yang berubah menjadi lawan?” bisiknya lagi sambil
menangis.
Mana Reika dan Aulia yang dulu, yang selalu bersama
kemana-mana. Yang selalu kompak dalam segala hal. Mulai hari itu suasana
sekolah tak dihiasi oleh tawa mereka. Semua seisi sekolah merindukan akan tawa
mereka. Hanya Rinda yang merasa bahagia akan hancurnya persahabatan Reika dan
Aulia. Reika sangat bersedih akan kejadian ini.
Hingga suatu hari, Aulia yang berniat akan menemui Randa
dikelasnya tidak sengaja mendengar percakapan Randa dan Rinda mengenai dirinya
dan Reika. Sontak itu membuatnya kaget, tak disangka ternyata mereka tega
melakukan itu kepadanya. Tanpa pikir panjang Aulia langsung memutuskan Randa
dan menampar mereka berdua yang dengan sengaja merencanakan semua itu.
Aulia berlari sambil menangis menuju kelas Reika, sambil
menyesali sikapnya yang telah mengorbankan persahabatannya demi laki-laki yang
hanya mempermainkan dirinya untuk memisahkannya denagn Reika. Namun,
sesampainya dikelas ia tidak mendapati Reika dibangkunya. Ia menanyakan kepada
teman sekelasnya, dan ternyata sudah 3 hari ini Reika tidak masuk sekolah,
kabar terakhir katanya ia masuk rumah sakit.
Serasa disambar petir disiang bolong, hatinya menangis kenapa
ia sampai tidak tahu kalau Reika masuk rumah sakit. Sakit parahkah ia hingga
harus dirawat di rumah sakit. Setahu ia, Reika tidak punya penyakit apa-apa.
Setelah sampainya dirumah sakit ia bertemu dengan ibunya Reika, beliau
kelihatan sedih dan pasrah duduk didepan ruang ICU. Aulia semakin takut,
sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan Reika. Tak berapa lama dokter keluar
dari ruangan ICU, ia berkata “ibu, yang tabah serta jangan henti2nya mendoakan
Reika, kita hanya bisa menunggu keajaiban dari-Nya. Refleks ibunya Reika
semakin keras nangisnya. Tubuhku, serasa lemas jantungku berdetak kencang. Ya
Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi dengan Reika. Maafkan aku Reika, maafin
semua kejadian kemarin, bisik Aulia dalam hati sambil terus berjatuhan air mata
dipipinya. Setelah cukup tenang, ibunya Reika cerita bahwa sebenarnya Reika
mengidap sakit Leukimia sejak 2 tahun terakhir ini. Ia menyembunyikan
penyakitnya dari orang2 yang ia sayangi, termasuk ibu dan sahabatnya.
Lagi2 petir itu menyambar tepat dihatinya Aulia, kabar ini
membuatnya semakin merasa bersalah kepada Reika. Sebelum dirawat dirumah sakit
Reika menitipkan surat kepada ibunya untuk diberikan kepada Aulia. Reika juga
bercerita kepada ibunya tentang selisih antara keduanya, tapi Reika sama sekali
tidak pernah dendam kepada sahabatnya itu, ia justru sangat bersyukur memiliki
seorang sahabat seperti Aulia.
Aulia masuk keruangan Reika dirawat, setelah mengungkapkan
semuanya dan meminta maaf kepada Reika, tak lama Reika siuman dan senyum kepada
Aulia sambil berkata “aku telah memaafkanmu jauh sebelum kamu mengetahui
tentang rencana mereka”. Tak lama kemudian Reika kembali meutup mata untuk selama2nya,
air mata Aulia membanjiri ruangan sambil memeluk sahabatnya ia berbisik kau
kawan bukan lawan bagiku. Terima kasih dan maaf atas semua perbuatan ku. Tunggu
aku disana sahabatku, Reika.
No comments:
Post a Comment