Saturday, December 7, 2013

HIDUP IMPIAN SANG GADIS NAKAL



HIDUP IMPIAN SANG GADIS NAKAL

Di sebuah daerah tinggallah 2 keluarga yang sangat berbeda kehidupannya. Keluarga pertama adalah keluarga kaya yang memiliki pesantren yang dihuni oleh ratusan santri/wati yang sangat damai harmonis dan penuh dengan kebahagiaan. keluarga itu beranggotakan Ayah, Umi, Olan dan ratusan santri didiknya. Sedangkan keluarga yang satunya adalah keluarga kaya yang banyak harta tetapi tidak terdapat kedamaian dan kebahagiaan. Penuh dengan kesibukan dan tidak harmonis antar anggota keluarga. Keluarga tersebut beranggotakan 3 orang yaitu Papa, Mama, dan Zizi.
            Zizi adalah gadis mungil yang nakal, penuh dengan onar dan memiliki sikap yang jutek cuek terhadap orang-orang tapi cantik dan menarik. Karena Zizi tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya yang selalu sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing, Zizi menjadi anak yang kurang perhatian dan sering melakukan tindakan yang dianggapnya menyenangkan dan bebas.
            Di suatu hari  ketika Zizi pulang dari kuliah, Zizi mampir di sebuah tempat hiburan yang menyediakan minum-minuman beralkohol bersama dengan teman-temannya untuk bersenang-senang. Di waktu itu juga, Olan bersama Ayah dan Umi melewati tempat itu, Ola pun tidak sengaja melihat tempat itu dan melihat cewek mungil cantik yang berpakaian compang camping dan sangat sexy yang memegang botol minuman keras dengan teman-temannya yang bercanda tawa. Ola pun terdiam dan beerfikir, “Cewek itu cantik tapi kenapa sifat dan penampilannya tidak secantik parasnya...” Kemudian Olan bertanya kepada Abahnya yang sedang menyetir mobil, “Abah kenapa seorang cewek ada yang bersikap dan berpenampilan tidak seperti semestinya, seperti cewek yang ada di tempat tadi?” Abah pun menjawab, “O... tadi kamu lihat? Maksud kamu Zizi... dia kan tetangga kita... rumahnya tidak jauh dari rumah kita Lan... sudahlah semua orang pada dasarnya itu baik tapi mungkin ada suatu hal yang dapat menyebabkan seseorang berbuat yang tidak seharusnya, seperti tadi...” “Oh iya Abah... Olan mengerti.”
            Karena jarak rumah Olan dan Zizi tidak terlalu jauh dan Zizi yang selalu lewat depan rumah dan pesantren Olan, Zizi pun sesekali melihat Olan. Suatu pagi Zizi yang pergi dengan teman ceweknya dengan mobil mewah tiba-tiba mobil Zizi mogok di depan rumah Olan. Zizi yang tidak sengaja melihat Olan yang bersama dengan Abah Umi dan para santri yang sedang membaca Kitab Suci di teras musholla Zizi berfikir dan berkhayal dalam hati, “Sungguh beruntung itu anak udah ganteng punya papa dan mama yang selalu bersamanya, tau agama dan dikelilingi banyak temen yang sholeh sholehah. Ga’ kaya aku... aku punya papa dan mama tapi kayak gak punya siapa-siapa... heemm andai aku bisa jadi istri tu anak pasti... q juga bisa ikut damai kaya mereka saat ini... tapi... mana mungkin aku dan dia seperti minyak dan air yang sulit untuk bersatu... aku kan cewek nakal sementara dia...” Zizi terdiam dan kaget karena pundak Zizi di sentuh oleh temennya, “Ngelamun apa’an lho...ngelamun Olan tho.. napa naksir?” Zizi menjawan dengan muka gugup, “Heemm apa lo kata gue naksir Olan...? ogah kaya gak ada cowok lain aja, buat apa naksir sama anak keong kaya gitu, udah manja, gak pernah keluar main, huh norak deh...”
“Hushh kualat lho... siapa tau kalian jodoh... hahaha... kalian kan cocok bisa saling melengkapi, yang satu alim kaya gitu yang satu ganas kaya kamu, bisa imbang thu...” kata temen Zizi meledek.
Zizi, “Kurang ajar lho...”
            Pada suatu hari Zizi diajak oleh temannya untuk membeli buku tentang “Kenakalan Remaja” di toko deket rumahnya. Kebetulan Olan pun di tempat itu juga ingin membeli kitab-kitab yang di suruh oleh Abahnya... Zizi yang selalu melihat Olan tetapi tidak tau bagaimana sikap Olan. Zizi pun penasaran dan menghampiri Olan yang sedang mencari buku yang akan dibelinya. Zizi pun menyapa Olan.
Zizi      : “Hay...” (sambil menjulurkan tangannya ke Olan).
Olan    : “Assalamu’alaikum...” (sambil tersenyum).
Zizi      : (sambil heran Zizi pun menjawab), “Boleh kenalan??”
Olan    : “Iya... tentu... aku Olan.”
Zizi      : “Gue Zizi... lho lagi ngapain di sini? Mau beli majalah dewasa?”
Olan    : “Oh bukan... aku disuruh Abah untuk membeli kitab di sini.”
Zizi      : “Disuruh Abah?? Eh lan... enak banget c hidup lho... kapan c aku bisa disuruh papi gue... diperhati’in... dibimbing... disayang... kaya lho gitu..??”
Olan    : “Oh... kok gitu... kenapa Zi..??”
Zizi      : “Gue iri Lan sama lho... gue ingin disayang kaya lho... gue gak pernah dapetin kasih sayang dari papa dan mama... mereka egois. Mereka hanya sayang sama pekerjaan mereka... mungkin kalau gue kenapa-napa mereka gak peduli (sambil meneteskan air mata), upps sory gue malah curhat gini dech... aku gak bisa nahan emosi aku Lan.”
Olan    : “Gak papa Zi... sabar saja... mama dan papa Zizi pasti sayang sama Zizi, mungkin ada hal lain yang Zizi gak ngerti...”
Zizi      : “Lan... gue sering liat lho sama keluarga lho ngaji sholat ngapa-ngapain bersama... gue boleh minta sesuatu gak Lan...”
Olan    : “Apaan Zi... InsyaAllah kalau aku bisa bantu aku bantu.”
Zizi      : “Aku ingin sholat bareng lho dan lho jadi imam gue... selama hidup gue, gue gak pernah sholat berjama’ah bareng keluarga gue... gimana mau nggak Lan??” (penuh harapan).
Olan    : “SubhanAllah... ya Allah gemetar hati dan tubuhku mendengar kata-kata itu keluar dari mulud gadis mungil ini... pantaskah aku menjadi imam sholat gadis ini (perkataan Olan dalam hati). Iya Zi insyAllah...”
Zizi      : “Janji ya Lan... janji harus di tepati... aku berharap banget..” (sambil tersenyum).
Olan    : Iya Zi... Oh ya laen kali kita ngobrol lagi... aku harus pulang sekarang... Assalamu’alaikum..”
Zizi      : (tersenyumm)

            Dari situ Zizi pun pulang ke rumah, Zizi kaget melihat orang tuanya ada di rumah.
Zizi      : “Papa dan Mama pulang juga.??”
Mama  : “Iya sayang Mama cuma pengen di rumah besok Mama balik lagi ke luar negeri..”
Zizi      : “Ha... besok... baru pulang mau pergi lagi, gak usah pulang selamanya aja kalo gitu... Mama dan Papa sayang gak sih sama Zizi...”
Mama  : “Sayang dong, ini semua kan demi Zizi...”
Zizi      : “Demi Zizi...?? bushiittt..” (sambil lari ke kamar).
            Keesokan harinya Mama dan Papa Zizi pamit sama Zizi untuk pergi ke luar negeri...
Mama  : “Zi... bangun sayang... Mama dan Papa pergi dulu ya...”
Zizi      : “Heemm...” (dengan cuek).
Mama  : “Ya udah Zizi jangan nakal...”
Zizi      : “Heemm...” (menjawab dengan ekspresi ngantuk dan sebel).
            Setelah 5 jam keberangkatan Mama dan Papa Zizi dari rumah Zizi mendapatkan kabar jika pesawat yang ditumpangi kedua orang tuanya jatuh... dan semua penumpang tidak ada yang selamat.
Di waktu itu juga, Zizi histeris menangis tak menyangka semua ini terjadi. Zizi pun menangis sambil berteriak-teriak berkata, “Kenapa... kenapa... semua ini terjadi... gak mungkin...?? Mama... Papa... aku gak mau kalian pergi... aku hanya ingin kau di sini menyayangiku... merawatku... selalu bersamaku Ma... ma’afin aku Ma.. Pa.. sekarang gak ada gunanya aku hidup buat apa aku hidup aku dah gak punya siapa-siapa.”
“Tenang Zi, lho masih punya kita... teman-teman yang akan selalu bersama lho,” kata teman-teman Zi.
“Apa..?? kalian siapa..?? apa kalian bisa menyayangiku... menerima aku apa adanya... membimbingku... gak kan..??” teriak Zizi ke teman-temannya sambil lari pulang.
            Zizi pun depresi berat, Zizi bukannya sadar malah Zizi semakin menjadi-jadi. Zizi melampiaskan semua perasaannya dengan obat-obatan dan minum-minuman keras semenjak ditinggal kedua orang tuanya. Zizi jarang pulang, jarang masuk kuliah, dan semakin hancur. Setelah berminggu-minggu, Olan tidak pernah lagi melihat Zizi, Olan pun merasakan suatu yang beda. Olan inget dengan ucapan Zizi waktu Zizi memintanya untuk menjadi imam dalam sholatnya, “Kenapa ya aku pengen banget ketemu dengan gadis itu... aku ini kenapa..?? perasaan apa ini..?? aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini pada gadis manapun sebelumnya.”
            Pada suatu malam Zizi kembali lagi berpesta dengan tiga teman-temannya di cafe. Zizi ingin menghilangkan semua beban hidup yang dirasakan Zizi dan semua temannya pun mabuk berat. Pada jam 1 malam mereka pulang, mereka pun bingung bagaimana cara mereka pulang sementara mereka mabuk berat.
Zizi      : “Gimana ni cuy, siapa yang nyetir?? Gue gk kuat ni...”
Teman Zizi      : “Serius lho Zi... tapi...??”
Zizi      : “Alah ayo cepet, bawel lho...!!!”
            Ketika dalam perjalanan pulang, di tengah-tengah perjalanan. Zizi yang dalam keadaan mabuk mobil yang dikendarai Zizi berjalan tak menentu arah dan akhirnya pun mobil Zizi nabrak pembatas jalan dan oleng ke jalan berlawanan disitu pun ada mobil yang dari arah berlawanan melaju kencang, akhirnya.... “Dwuooorrrr...!!!” terjadilah kecelakaan. Semua yang berada dalam mobil yang ditumpangi Zizi tewas. Hanya ada Zizi yang selamat, disitulah Zizi sadar setelah kejadian itu Zizi mulai berfikir arti kehidupan.
            Setelah beberapa lama kejadian itu berlalu, Zizi pun berjalan menuju musholla dekat rumahnya. Dia sholat dan merenungkan kehidupan yang begitu kelam yang telah di lewatinya. Zizi menangis, dan selalu menangis memohon ma’af kepada Tuhan dan kedua orang tuanya. Dan tiba-tiba Olan dan kedua santrinya pun datang, Olan pun kaget melihat gadis mungil yang pernah dilihatnya di cafe kini dilihatnya lagi di musholla. Olan pun berjalan menuju Zizi.
Olan    : “Assalamu’alaikum...”
Zizi      : “Wa’alaikumsalam, kamu... Olan..??”
Olan    : “Iya Zi... kamu kenapa..??”
Zizi      : “Gue...” (menceritakan semua yang terjadi yang dialami Zizi kepada Olan).
Olan    : “Sabar Zi...” (Olan pun bergetar hatinya untuk mengatakan), maukah kamu menjadi Umik dari anak-anakku Zi..??”
Zizi pun beribu-ribu kaget setengah mati, karena Olan berkata seperti itu... Zizi pun tak berfikir lama dan langsung menjawab.
Zizi      : “SubhanAllah.. (sambil menangis) gue mau Lan... gue butuh lho... gue butuh imam untukku dan anak-anakku kelak. Gue butuh imam seperti lho yang bisa membimbingku kejalan yang lebih benar. Tapi... kenapa lho ingin aku yang mendampingi lho, apa sebab di balik semua ini..”
Olan    : “Aku mencintaimu dan ingin engkau mendampingiku karena Allah.”
Zizi      : (menangis dan terus menangis bersyukur atas semua ini.”

            Mereka pun menikah... dan Olan pun menjadi imam dalam sholat Zizi sekaligus menjadi imam dalam keluarga Zizi...
Zizi di situ sangat bersyukur dan merasakan kehidupan yang selama ini di impi-impikan.
Zizi dan Olan pun hidup bahagia selamanya....!!!

No comments:

Post a Comment