Friday, December 6, 2013

HUJAN



HUJAN

            Pada suatu malam hujan mengguyur rumahku yang mengingatkanku pada suatu mimpi yang sangat sulit aku lupakan. Pada saat itu cuaca tidak mau bersahabat denganku, cahaya berkedip seraya diikuti suara petir yang begitu keras hingga membuatku kaget dan suasana pun serasa manakuti tubuhku.
Air hujan yang bersama hembusan angin yang besar meniup jendela kamarku hingga kulitku merasakan kedinginan yang membuatku tidak mampu berdiri dari ranjangku.
            Tiba-tiba suara petir yang sangat keras di atas rumahku dan lampu rumahku padam, sehingga aku mencari lampu lain untuk menemaniku. Tapi pada saat itu aku melihat 2 cahaya yang asing di depan jendela kamarku, aku bingung dan merasa takut serta penasaran.
            “Cahaya apa tadi? Kok aneh...?”
            Jadi aku berfikir, “Itu pasti cahaya pantulan kilat saja,” ucapku dalam hati.
            Tiba-tiba aku kebelet pipis, meskipun aku masih merasa takut aku beranikan untuk keluar kamar untuk melepaskan rasa kebelet itu. Lega rasanya, selesai itu aku kembali ke kamar tapi dua cahaya tadi muncul lagi. Pikiranku sangat heran serta takut, tapi aku coba untuk memikirkan hal lain. “Mungkin itu Cuma perasaanku saja.” Sehingga aku langsung pergi ke ranjang dan tidur. Tiba-tiba aku bermimpi bertemu dengan seorang gadis cantik, imut, dan manis. Dia begitu anggun yang membuatku terkagum-kagum padanya. Aku coba untuk berkenalan dengannya.
            “Nama kamu siapa...?” tanyaku dengan lembut.
            Dia menjawab, “Aku Rani, kalau kamu siapa?”
            “Aku Radi. Oh ya... kamu dari mana?”
            “Aku ingin mencari seseorang yang mau menjadi temanku apa adanya.”
            “Aku mau menjadi temanmu asalkan, kamu juga mau menerima kekuranganku.”
            “Ya aku mau, jadi kita menjadi sahabat.”
            Sambil berbincang-bincang kami duduk di bawah pohon yang cukup besar dan teduh.
            Pada awalnya aku tidak suka dengan ceritanya karena dia bercerita tentang masalah kematian.
Dia bilang, “Seandainya aku meninggal apakah kamu akan mengingatku Radi?”
            “Kok kamu bilangnya begitu Rani? Aku tidak suka orang kayak gitu.”
Sambil menangis Rani berkata, “Sebenarnya aku mengidap penyakit kanker dan dokter sudah memperkirakan bahwa umurku tidak lama lagi. Kamu hati-hati ya? Aku pergi dulu!”
            Suara ayam terdengar.
“Rudi-rudi bangun nak,” kata ibuku.
            Suara adzan subuh juga membangunkanku, aku pun bangun dan pergi sholat subuh. Setelah itu aku olahraga karena hari itu libur sekolah menyelesaikan UN.
            Sekarang aku bersekolah di SMA baruku. Aku bertemu dengan orang-orang baru sehingga aku ingat teman baikku yang lama yang dulu di SMP. Dia merupakan teman yang paling sangat baik kepadaku, kita selalu bersama-sama dan kompak dalam berbagai hal. Tapi sekarang aku dan dia sudah jauh karena kita sudah beda sekolah, sehingga komunikasi tidak pernah lagi terhubung. Aku berfikir apakah ini arti dari mimpiku dulu, yang bertemu dengan seorang gadis itu yang aku tinggalkan. Karena kekurangan yang

No comments:

Post a Comment