HUJAN
Pada suatu malam hujan mengguyur
rumahku yang mengingatkanku pada suatu mimpi yang sangat sulit aku lupakan.
Pada saat itu cuaca tidak mau bersahabat denganku, cahaya berkedip seraya
diikuti suara petir yang begitu keras hingga membuatku kaget dan suasana pun
serasa manakuti tubuhku.
Air hujan yang
bersama hembusan angin yang besar meniup jendela kamarku hingga kulitku
merasakan kedinginan yang membuatku tidak mampu berdiri dari ranjangku.
Tiba-tiba suara petir yang sangat
keras di atas rumahku dan lampu rumahku padam, sehingga aku mencari lampu lain
untuk menemaniku. Tapi pada saat itu aku melihat 2 cahaya yang asing di depan
jendela kamarku, aku bingung dan merasa takut serta penasaran.
“Cahaya apa tadi? Kok aneh...?”
Jadi aku berfikir, “Itu pasti cahaya
pantulan kilat saja,” ucapku dalam hati.
Tiba-tiba aku kebelet pipis,
meskipun aku masih merasa takut aku beranikan untuk keluar kamar untuk
melepaskan rasa kebelet itu. Lega rasanya, selesai itu aku kembali ke kamar
tapi dua cahaya tadi muncul lagi. Pikiranku sangat heran serta takut, tapi aku
coba untuk memikirkan hal lain. “Mungkin itu Cuma perasaanku saja.” Sehingga
aku langsung pergi ke ranjang dan tidur. Tiba-tiba aku bermimpi bertemu dengan
seorang gadis cantik, imut, dan manis. Dia begitu anggun yang membuatku
terkagum-kagum padanya. Aku coba untuk berkenalan dengannya.
“Nama kamu siapa...?” tanyaku dengan
lembut.
Dia menjawab, “Aku Rani, kalau kamu
siapa?”
“Aku Radi. Oh ya... kamu dari mana?”
“Aku ingin mencari seseorang yang
mau menjadi temanku apa adanya.”
“Aku mau menjadi temanmu asalkan,
kamu juga mau menerima kekuranganku.”
“Ya aku mau, jadi kita menjadi
sahabat.”
Sambil berbincang-bincang kami duduk
di bawah pohon yang cukup besar dan teduh.
Pada awalnya aku tidak suka dengan
ceritanya karena dia bercerita tentang masalah kematian.
Dia
bilang, “Seandainya aku meninggal apakah kamu akan mengingatku Radi?”
“Kok kamu bilangnya begitu Rani? Aku
tidak suka orang kayak gitu.”
Sambil
menangis Rani berkata, “Sebenarnya aku mengidap penyakit kanker dan dokter
sudah memperkirakan bahwa umurku tidak lama lagi. Kamu hati-hati ya? Aku pergi
dulu!”
Suara ayam terdengar.
“Rudi-rudi
bangun nak,” kata ibuku.
Suara adzan subuh juga
membangunkanku, aku pun bangun dan pergi sholat subuh. Setelah itu aku olahraga
karena hari itu libur sekolah menyelesaikan UN.
Sekarang aku bersekolah di SMA
baruku. Aku bertemu dengan orang-orang baru sehingga aku ingat teman baikku
yang lama yang dulu di SMP. Dia merupakan teman yang paling sangat baik kepadaku,
kita selalu bersama-sama dan kompak dalam berbagai hal. Tapi sekarang aku dan
dia sudah jauh karena kita sudah beda sekolah, sehingga komunikasi tidak pernah
lagi terhubung. Aku berfikir apakah ini arti dari mimpiku dulu, yang bertemu
dengan seorang gadis itu yang aku tinggalkan. Karena kekurangan yang
No comments:
Post a Comment